Geofisika adalah bagian dari ilmu kebumian yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika untuk mengetahui kondisi dibawah permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan didalam bumi.
Geofisika Eksplorasi adalah kegiatan pemetaan dibawah permukaan tanah baik untuk keperluan pencarian sumberdaya mineral ataupun struktur geologi untuk keperluan geoteknik, pertambangan ataupun perminyakan.
Dalam pengaplikasian eksplorasi geofisika terdapat banyak metode yang bisa dipergunakan, namun yang akan dibahas kali ini adalah metode geolistrik.
Metode Geolistik
Metoda ini menggunakan data medan potensial listrik dibawah permukaan sebagai
objek pengamatan utamanya. Kontras resistivitas batuannya akan
mengubah potensial listrik bawah permukaan tersebut sehingga bisa diperoleh suatu bentuk anomali dari daerah yang diamati.
Pada metode geolistrik ada 3 jenis sub metode yang bisa dipilih :
a. Resistivity
Parameter yang diukur yaitu resistansi batuan.
b. Self Potential
Parameter yang diukur yaitu potensial listrik.
c. Induced Polarized (IP)
Parameter yang diukur yaitu tegangan polarisasi.
Dalam penggunaakn metode geofisika eksplorasi khususnya geolistrik ada 3 konfigurasi yang sering dipakai, yaitu konfigurasi wenner, schlumberger dan dipole-pole.
a. Konfigurasi Wenner
Konfirgurasi ini berkembang di Amerika, dimana prinsip dasarnya adalah jarak MN selalu 1/3 dari AB. Sehingga jika jarak AB diubah/diperlebar maka jarak MN mesti diubah/diperlebar.
Adapun
Kelebihan dan kekurangannya yaitu :
1. Mampu mendeteksi adanya non homogenitas lapisan batuan
pada permukaan.
2. Pembacaan
tegangan pada elektroda MN, lebih kecil, terutama ketika jarak AB jauh.
b. Konfigurasi Schlumberger
Konfirgurasi ini merupakan kombinasi antara konfigurasi wenner dan schlumberger. Pada konfigurasi schlumberger tidak ada patokan jarak yang matematis namun prinsip utamanya adalah jarak MN harus lebih besar dari AB.
Adapun Kelebihan dan kekurangannya yaitu :
1.
Mampu
mendeteksi adanya non homogenitas lapisan batuan pada permukaan.
2.
Pembacaan tegangan pada elektroda MN, lebih kecil,
terutama ketika
jarak AB jauh.
c. Konfigurasi Dipole-pole
Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang sangat jarang dipakai karena metodenya yang sedikit lebih berbeda dan rumit.
Adapun
Kelebihan dan kekurangannya yaitu :
1.
Kemampuan
penetrasi yang lebih dalam sehingga mampu medeteksi batuan lebih dalam.
2.
Tidak praktis dibandingkan konfigurasi Wenner atau
Schlumberger.
Setelah melakukan pemetaan menggunakan geolistrik maka anda perlu tahu angka resistivitas batuan yang ditunjukkan oleh alat geolistrik tersebut. Berikut selengkapnya :
Alluvial / Tanah 0-5 ohm-meter
Lempung 6-10 ohm-meter
Pasir Lempungan 10-15 ohm-meter
Pasir Kasar 15-20 ohm-meter
Pasir Sedang 20-25 ohm-meter
Pasir Halus 25-35 ohm-meter
Pasir Halus Kompak 35-45 ohm-meter
Breksi 45-60 ohm-meter
Konglomerat 60-80 ohm meter
Batuan Beku >> 80 ohm-meter
No comments:
Post a Comment